Jelang KTT, Korut Hentikan Aktivitas Situs Nuklirnya


WASHINGTON - Perkembangan mengejutkan datang dari Korea Utara (Korut). Negara tertutup itu dilaporkan telah menghentikan kegiatan di situs utama nuklirnya. Rezim komunis Pyongyang tampaknya mendukung tawaran untuk menyelesaikan krisis di Semenanjung Korea secara diplomatis.


Citra satelit terbaru menunjukkan jika situs uji nuklir Korut, Punggye-ri, menunjukkan pelambatan. Demikian laporan yang dirilis situs North38, situs yang memantau aktivitas di Korut.

Menurut laporan tersebut, awal Maret, gambar citra satelit menunjukkan kegiatan penggalian terowongan di situs utama nuklir milik Korut. Gambar juga memperlihatkan kelompok besar personil di area dukungan yang melayani pusat uji coba nuklir tersebut.



Kemudian seperangkat foto yang diambil di tiga area utama pada 2 Maret dan 17 Maret menunjukkan tanda-tanda substansial. Di Portal Barat dan Utara, drainase berkurang secara signifikan dan penggalian terowongan tampaknya terhenti. Personil lenyap seluruhnya dari wilayah administrasi utama dan pusat komando.


"Gambar citra satelit dari 17 Maret menunjukkan tidak ada bukti operasi terowongan atau kehadiran personel atau kendaraan di salah satu daerah pendukung termasuk yang dekat dengan Pusat Komando," kata laporan itu.

"Ini merupakan perkembangan penting yang diberikan sebagai upaya untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi antara Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Korea Utara. Namun, apakah ini hanya perkembangan sementara atau apakah itu akan berlanjut dari waktu ke waktu tidak jelas," tambahnya seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (24/3/2018).

Situs Uji Nuklir Punggye-ri telah menjadi tempat dari enam uji coba nuklir Korut sejak tahun 2006. Terletak di timur laut negara itu yang terpencil, para ahli telah menggunakan citra satelit untuk secara hati-hati mengikuti perkembangan di situs rahasia itu. Punggye-ri juga digunakan sebagai tempat uji coba bom hidrogen yang kuat pada September lalu.

Sementara tahun lalu melihat serangkaian terobosan militer milestone untuk Korea Utara, bulan-bulan awal 2018 telah membawa pertanda diplomatik sebagai gantinya. AS belum secara formal memainkan peran dalam dialog antar-Korea yang sedang berlangsung, namun, dan baik Washington maupun Pyongyang telah mengumumkan konsesi apapun. Latihan militer bersama AS-Korea Selatan yang akan datang juga akan menjadi ujian bagi Kim, yang menganggap latihan ini sebagai ancaman terhadap keamanannya sendiri di masa lalu.

Perkembangan terbaru ini menunjukkan jika pemimpin Korut, Kim Jong-un, mungkin benar-benar menghentikan ambisi nuklirnya. Diktator muda itu mungkin akan mengejar penyelesaian secara diplomasi dengan musuh bebuyutannya terkait krisis di Semenanjung Korea. 

Sebelumnya, kontak diplomasi telah terjadi antara Korut dan Korsel di mana Jong-un mengirimkan delegasi tingkat tinggi dan kontingen untuk mengikuti Olimpiade Musim Dingin. Kontak ini berlanjut dengan kedatangan pejabat tinggi Korsel untuk bertemu dengan Kim Jong-un.

Utusan Korsel yang bertemu dengan Kim Jong-un pun kemudian bertolak ke AS dan menyampaikan undangan Kim Jong-un kepada Presiden Donald Trump untuk bertemu. Orang nomor satu itu pun menerima undangan Jong-un. Keduanya dijadwalkan akan bertemu pada akhir bulan Mei mendatang, meski waktu dan tempatnya masih belum ditentukan.

0 Komentar