Ciri khas analisis spasial adalah data yang disajikan dalam format dua dimensi. Tampilan peta yang baik, membuat kita tahu nilai spasial suatu produk, tapi kadang-kadang kreativitas dapat juga digunakan untuk mengambil data tiga dimensi yang berharga dari representasi data dua dimensi. Salah satu contoh adalah bayangan yang dapat ditemukan pada citra satelit maupun foto udara.
Dengan kehebatan metadata citra satelit, bayangan dapat dimanfaatkan untuk mengukur ketinggian objek-objek yang ada. Bisa dijumpai pada setiap metadata citra satelit adalah informasi tentang tanggal akuisisi atau perekaman, sudut off-nadir (derajat dari orthogonal terhadap permukaan untuk sensor citra satelit) dari pesawat ruang angkasa pada saat pemotretan, azimuth matahari, sudut matahari, dan data lokasi georeference. Dengan informasi tersebut, serta kemampuan untuk mengukur jarak dalam program GIS dan pemahaman dasar tentang trigonometri, bayangan sudah dirasa cukup untuk mendapatkan ketinggian kuantitatif suatu objek di atas tanah. Bisa kita lihat dari contoh sederhana.
Gambar 1 - gambar WorldView 2 dari Burj Khalifa, perekaman 2010/02/14. Courtesy of DigitalGlobe. |
Perhitungan untuk menghitung tinggi bangunan dari sudut matahari dan panjang bayangan :
tan (Sun Elevation) = (Height of the Object)/(Length of the shadow)
Metadata dari citra satelit yang digunakan menjelaskan bahwa sudut elevasi matahari 46,733 derajat dan panjang bayangan yang diukur adalah 746,421 meter, jadi dapat dihitung ketinggian objek gedung adalah 792,997 meter.
Atau bisa juga dengan :
tan (Off-Nadir Angle) = (Panjang Bayangan) / (Tinggi dari Objek)
Reference : Cameron Windham | Account Manager Apollo Mapping
0 Komentar