Jakarta - Data penginderaan jauh (inderaja) dengan satelit resolusi tinggi sangat diperlukan untuk pemetaan di Indonesia seperti untuk bidang pertanian, kehutanan, maritim, mitigasi bencana dan rencana detail tata ruang (RDTR).
Melalui data citra satelit resolusi tinggi, maka hasil pengamatan udara akan semakin detail dan mampu memberikan gambar yang akurat untuk aplikasi bidang-bidang tersebut.
Terkait ketersediaan data citra satelit resolusi tinggi atau inderaja, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menggandeng satelit milik Perancis yakni Airbus Defense and Space.
Kapusdatin Penginderaanjauh Dedi Irawadi mengatakan dengan adanya Inpres No 6 Tahun 2012 dan UU No 21 Tahun 2013 Tentang Keantariksaan Lapan ditugaskan oleh negara untuk mengumpulkan data inderaja.
"Lapan harus menyediakan data inderaja resolusi spasial rendah, menengah dan tinggi. Negara ingin efisien dalam pengorderan data," katanya di sela-sela focus group discussion (FGD) terkait data satelit resolusi tinggi di kantor Lapan, Pekayon, Jakarta, Rabu (25/2).
Dedi menjelaskan pemanfaatan data penginderaan jauh beresolusi tinggi di bidang pertanian dapat mengamati fase masa pertumbuhan padi. Hal ini tentunya dapat memperkirakan jika ada kekurangan atau pun surplus hasil panen.
Di bidang maritim, data inderaja beresolusi tinggi sangat membantu dalam pendeteksian keberadaan terumbu karang. "Selain itu juga bisa mengetahui zona potensi penangkapan ikan, lamun dan mangrove," ucapnya.
Dalam bidang mitigasi bencana data citra satelit resolusi tinggi dapat memberikan gambaran yang terperinci kondisi sebelum dan sesudah bencana.
Dedi menambahkan data citra inderaja akan dapat membantu dalam upaya pemulihan daerah pasca bencana. Bahkan mampu mendeteksi wilayah-wilayah rawan bencana sehingga dapat membantu upaya mitigasi dan meminimalkan dampak bencana.
Untuk kebutuhan Tata ruang pun butuh data inderaja resolusi tinggi karena menggunakan skala 1: 5000.
0 Komentar